Pages

Subscribe:

Rabu, 29 Februari 2012

Janganlah Bersedih Wahai Saudaraku! Mintalah Pertolongan Allah Ta’ala

Janganlah Bersedih Wahai Saudaraku!

Senang, bahagia, suka cita, seadih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa.
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)Kriteria Orang yang Paling Mulia
Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya. Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang dicintai-Nya. Sehingga ukuran/patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat ketakwaannya. Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah. Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujuraat:13)

Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643 dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ(22) لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ(23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ(24)

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Hadiid:22-24)
Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لَيْسَ مِنْ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى الْجَنَّةِ إِلاَّ قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ وَلَا عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى النَّارِ إِلاَّ قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ لاَ يَسْتَبْطِئَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ أَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَلْقَى فِيْ رَوْعِيْ أَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ لَنْ يَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقُهُ فَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاسُ وَاَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ فَإِنْ اسْتَبْطَأَ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ فَلاَ يَطْلُبْهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ فَضْلُهُ بِمَعْصِيَةٍ

“Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat.” (Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid’ah).
Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.

Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maa`idah:2)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُؤْمِنًا سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ

“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan hilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan mudahkan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Berdo’a ketika Sedih
Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا أَصَابَ أَحَدًا قَط هَمٌّ وَلاَ حُزْنٌ فَقَالَ: (اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ) إلا أذهب الله همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا قال فقيل يا رسول الله ألا نتعلمها فقال بلى ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها

“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a: “Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab: “Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain).” (HR. Ahmad no.3712 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy)
Juga do’a berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وِالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain.” (HR. Al-Bukhariy 7/158 dari Anas radhiyallahu ‘anhu)

Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan

Di antara hal yang bisa menghibur seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy: “Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan…. Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru).” (Adabud Dunya wad Diin hal.92, dari Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani.

Contoh Orang-orang yang Sabar

Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub:

وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاأَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ(84) قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ(85) قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ(86)

“Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (Yuusuf:84-86)
Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam:

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا(22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَالَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا(23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلاَّ تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا(24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا(25)

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (Maryam:22-25)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya, amin. Wallaahu A’lam.

sumber : http://abuamincepu.wordpress.com

Selasa, 21 Februari 2012

Kajian Ustadz Armen Halim Naro, Lc

Silahkan Download Kajian Ustadz Armen Halim Naro dibawah ini, semoga bermanfaat bagi antum-antum semuanya.amiin.


Apa itu iman, islam, ihsan
  1. Apa Itu Iman, Islam, Ihsan.mp3
Bagaimana Mendidik Anak
  1. Bagaimana Mendidik Anak 01.mp3
  2. Bagaimana Mendidik Anak 02.mp3
Bahaya Syi'ah Terhadap Islam
  1. Bahaya Syi’ah Terhadap Islam 01.mp3
  2. Bahaya Syi’ah Terhadap Islam 02.mp3
  3. Bahaya Syi’ah Terhadap Islam 03.mp3
Adab Menjaga sunnah
  1. Adab Menjaga Sunnah 01.mp3
  2. Adab Menjaga Sunnah 02.mp3
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
  1. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua 01.mp3
  2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua 02.mp3


Kedermawanan Sang Fakir Faidah Dari Siroh Shahabat Ulbah Bin Zaid
  1. Kedermawanan Sang Fakir Faedah Dari Siroh Shahabat Ulbah Bin Zaid.mp3
Kesan Berkembangnya Bid’ah
  1. Kesan Berkembangnya Bid’ah.mp3
Kembali Kepada Hukum Allah Dan Menjauhi Bid’ah
  1. Kembali Kepada Hukum Allah Dan Menjauhi Bid’ah 01.mp3
  2. Kembali Kepada Hukum Allah Dan Menjauhi Bid’ah 02.mp3
Kisah Sahabat-Kumpulan Ibroh Dalam Mendulang Hidayah
  1. Kumpulan Ibroh Dalam Mendulang Hidayah.mp3
Mendulang Hikmah Dari Kisah Sahabat Pada Perang Hunain
  1. Mendulang Hikmah Dari Perang Hunain.mp3
Peran Istri Untuk Mewujudkan Suami Yang Shaleh
  1. Peran Istri Untuk Suami Yang Shaleh.mp3
Untukmu Wanita Muslimah
  1. Jilbab Wanita Muslimah 01.mp3
  2. Jilbab Wanita Muslimah 02.mp3
  3. Jilbab Wanita Muslimah 03.mp3
  4. Wasiat Untuk Wanita 01.mp3
  5. Wasiat Untuk Wanita 02.mp3
  6. Wasiat Untuk Wanita 03.mp3
Renungan Bagi Pencinta Akhirat
  1. Renungan Bagi Pencinta Akhirat.mp3



keyword:download kajian ustadz armen, kajian ustadz armen halim, kajian ustadz armen,mp.3 ustadz armen halim naro.

Sabtu, 18 Februari 2012

Memurnikan Do’a Hanya kepada Allah

Pengertian dan Macam-Macam Do’a
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari yang namanya do’a. Kita berdo’a kepada Allah agar amalan kita diterima, agar diberi rizki, dikarunia anak, dan sebagainya.
Sedangkan do’a itu sendiri adalah meminta atau memohon, yaitu meminta sesuatu kepada yang lain dalam rangka mendapatkan kemanfaatan atau dihilangkan/dihindarkan dari bahaya /kemudharatan.

Do’a itu ada dua macam: do’a mas`alah (permohonan) dan do’a ibadah. Adapun do’a permohonan adalah meminta sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang meminta, yaitu untuk memperoleh kemanfaatan atau menghilangkan kemudharatan. Atau dengan kata lain: memohon untuk dipenuhi hajat (kebutuhan-kebutuhannya).

Do’a permohonan ini bisa bernilai ibadah jika do’a tersebut dari hamba kepada Tuhannya, karena hal tersebut mengandung unsur membutuhkan dan berserah diri kepada-Nya serta ia berkeyakinan bahwa Dialah Yang Maha Mampu dan Pemurah serta Luas Karunia dan Rahmat-Nya.
Seperti ini boleh dilakukan sesama hamba Allah asalkan yang diminta tersebut mampu mengabulkan dan mengerti tentang maksud permintaan tersebut seperti ucapan seseorang, “Ya fulan, berilah saya makan, Ya fulan berilah saya minum,” dan yang sejenisnya, maka ini tidak masalah.


Haram Berdo’a kepada Orang Mati atau Ghaib
Adapun memohon atau meminta sesuatu kepada selain Allah yang tidak mampu mengabulkannya kecuali Allah, maka ia telah berbuat syirik dan kekufuran (pelakunya musyrik dan kafir), baik yang diminta tersebut orang hidup atau telah meninggal dunia. Karena orang yang telah mati atau yang masih hidup tapi ghaib (tidak ada di hadapan kita) tidak mungkin mampu melakukan hal yang diminta. Jika ia meminta kepadanya berarti ia punya keyakinan bahwa yang mati atau ghaib tadi memiliki kemampuan luar biasa di alam ini yaitu ikut andil dalam pengaturan alam ini. Karena itulah ia menjadi musyrik.


Seperti orang yang meminta rizki, jodoh, anak, kesembuhan dari penyakit, dibebaskan dari mara bahaya, naik pangkat/jabatan dan lainnya kepada orang yang telah mati yang telah dikubur maka dia musyrik. Atau meminta hal-hal ini kepada orang yang tidak hadir di hadapannya, maka dia pun musyrik. Karena semuanya ini tidak ada yang mampu mengabulkannya kecuali Allah saja.

Sungguh, amat sangat disesalkan dan merupakan musibah terbesar ketika sebagian kaum muslimin datang jauh-jauh ke kuburan, dan meminta kebutuhan-kebutuhan mereka kepada orang yang ada di kuburan tersebut, baik kuburan Sunan Gunung Jati yang ada di Cirebon, kuburan yang ada Garut ataupun tempat-tempat lainnya, yang semuanya ini adalah kesyirikan, Nas`alullaahas salaamah.


Sedangkan do’a ibadah adalah salah satu jenis dari jenis-jenis ibadah, yang tidak ada padanya permintaan ataupun permohonan secara lisan tapi meminta secara haal (keadaan). Semua ibadah masuk dalam jenis do’a ini. Setiap orang yang beribadah, seperti berpuasa, maka secara haal, dia ingin diberi pahala dan dihindarkan dari siksa, walaupun dalam puasanya tersebut dia tidak meminta secara lisan.


Dengan kata lain do’a ibadah adalah seseorang beribadah kepada yang dido’ai dengan harapan agar ia mendapatkan pahalanya dan takut akan siksaannya. Yang demikian ini tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Barangsiapa memalingkannya kepada selain Allah, berarti ia telah melakukan syirik besar yang membuatnya keluar dari agama Islam dan ia mendapatkan ancaman dari Allah sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Al-Mu`min:60) [Lihat Syarh Tsalaatsatil Ushuul hal.55-56 dan Haasyiyah-nya hal.35-37]

Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan bahwa do’a adalah ibadah, tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah dan barangsiapa yang berdo’a (meminta sesuatu) kepada selain Allah, yang tidak mampu mengabulkannya kecuali Allah, maka dia musyrik dan kafir.

Dalil-dalil dari Al-Qur`an
1. Firman Allah,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Al-Baqarah:186]


2. Firman Allah,

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لاَ يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلاَ أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ

“Dan orang-orang (berhala) yang kalian seru selain Allah tidaklah sanggup menolong kalian, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.” [Al-A'raaf:197]
Maka orang-orang yang berdo’a (meminta) kepada orang yang mati adalah orang yang paling bodoh dan paling sesat, di samping termasuk orang musyrik.


3. Firman Allah,

وَلاَ تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لاَ يَنْفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan janganlah kamu menyembah (berdo’a kepada) selain Allah apa-apa yang tidak memberi manfa`at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” [Yuunus:106]


4. Firman Allah,

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لاَ يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ

“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do’a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka seru (sembah) selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do’a (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.” [Ar-Ra'd:14]


5. Firman Allah,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al-Hajj:62, lihat juga Luqmaan:30]


6. Firman Allah,

وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

“Dan barangsiapa berdo’a (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” [Al-Mu`minuun:117]


7. Firman Allah,

فَلاَ تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ

“Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di ‘adzab.” [Asy-Syu'araa`:213]


8. Firman Allah,

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ. إِنْ تَدْعُوهُمْ لاَ يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلاَ يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruan kalian; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” [Faathir:13-14]


9. Firman Allah,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhan kalian berfirman, ‘Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina’.” [Al-Mu`min:60]
Ayat ini menunjukkan bahwa do’a adalah termasuk ibadah, jika tidak maka tidak mungkin Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina”.


10. Firman Allah yang artinya,
“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kalian seru (sembah) selain Allah; perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al-Qur`an) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kalian adalah orang-orang yang benar’. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do’a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari peribadatan mereka.” [Al-Ahqaaf:4-6]
11. Firman Allah,

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلاَ تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kalian berdo’a (menyembah) seseorang pun di samping (menyembah) Allah.” [Al-Jinn:18]


12. Firman Allah yang artinya,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku hanya berdo’a (menyembah) Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya’. Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepada kalian dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan’.” [Al-Jinn:20-21]
Dan ayat-ayat lain dalam bab ini (masalah ini) sangat banyak.
Dalil-dalil dari As-Sunnah


1. Dari An-Nu’maan bin Basyir radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةِ

“Do’a adalah ibadah”, kemudian beliau membaca ayat (yang artinya),
“Dan Tuhan kalian berfirman, ‘Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina’.” [Al-Mu`min:60] (HR. Abu Dawud no.1479, At-Tirmidziy no.2969, 3247, 3372 dan Ibnu Majah no.3828, dan sanadnya shahih)


2. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia pada suatu hari pernah bonceng di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah berkata kepadanya,
“…apabila engkau meminta (sesuatu) maka mintalah kepada Allah dan apabila engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah, … .” (HR. At-Tirmidziy no.2516, Ahmad 1/293, 303, 307, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Misykaah no.5302 dan Zhilaalul Jannah no.316)


3. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, ‘Siapa yang berdo’a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan baginya, siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni.” (HR. Al-Bukhariy no.1094 dan Muslim no.758)


Dan hadits-hadits yang lainnya.


Dari dalil-dalil ini diketahui bahwasanya berdo’a kepada selain Allah adalah syirik akbar dan kekufuran yang mengeluarkan dari agama (murtad), karena Allah menamakannya kesyirikan dan kekufuran sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat di atas seperti surat: Ar-Ra’d, Al-Mu`minuun, Faathir, Al-Ahqaaf dan Al-Jinn.
Maka tidak halal bagi orang yang berakal untuk berdo’a kepada selain Allah seperti Al-Badawiy, Al-Jailaniy dan lainnya dari hamba-hamba Allah, yang tidak kuasa mendatangkan kemudharatan untuk dirinya, tidak pula kemanfaatan, tidak memliki kematian, kehidupan dan tempat kembali.
Diringkas dari Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid hal.118-122.


sumber :http://abuamincepu.wordpress.com

Larangan Fanatik Buta

Al-Imam asy-Syafi’i (Madzhab Syafi'i) mengatakan:
كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي
“Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang sahih dari Rasulullah dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”


Al-Imam Malik (Madzhab Maliki) mengatakan:
إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
“Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

Al-Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi) mengatakan:
لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا

“Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

Al-Imam Ahmad Bin Hambal( Madzab Hambali mengatakan):
لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
“Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

sumber :http://abuamincepu.wordpress.com/

Selasa, 14 Februari 2012

Keuntungan Pemograman OOP Dalam PHP

Ada dua metode dalam membuat kontruksi aplikasi website , yaitu pemograman terstruktur dan pemograman beroriantasi object.

Pemograma beroriantasi object (OOP) adalah metode pemograman , dimana developer membuat dan mengelompokkan kode-kode yang berkaitan menjadi suatu object, sehingga setiap object dan memiliki data dan fungsi sendiri dan data, dan fungsi tersebut dapat digunakan dengan memanggil object yang bersangkutan terlebih dahulu.

Salah satu unggulan OOP dibandingkan teknik pemograman terstruktur adalah OOP memungkinkan developer untuk membuat modul yang tidak perlu berubah ketika suatu object baru ditambah. Bahkan developer dapat memubuat suatu object baru yang mewarisi beberapa fitur dari object yang sudah ada. Hal ini membuat aplikasi yang berorientasi object lebih mudah di modifikasi(di perbaiki) dan dikembangkan dibandingkan pemograman terstruktur.

Adapun keuntungan menggunakan OOP dalam membuat aplikasi website adalah :
1. Maintanability
Mudah di kelola karena kita dengan mudah menemukan sumber kesalah untuk kemudian diperbaiki. Misalnya  yang rusak adalah penglihatan, tentu yang diperbaiki adalah mata bukan object yang lain (di analofikan dengan tubuh manusia,dimana disetiap bagian tubuh adalah object). Hal ini karena setiap object memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda degan object lainnya.
2. Extensibility
Kemamouan untuk dapat diperluas. Setiap object dapat ditammbah kemampuannya (tentu kode-kode  didalamnya) tampa menggangu object yang lainnya.
3. Reusability
Kemampuan untuk dapat digunakan kembali. Setiap object dapat dipakai  dalam project yang lain jika diperlukan tanpa perlu penyesuaian yang berarti.